Apa itu Fatty Liver ?
Hati adalah organ yang berfungsi memproses lemak menjadi energi, sehingga ditemukannya lemak dalam hati merupakan hal yang normal selama jumlahnya sedikit. Apabila kadar lemak pada hati terlalu tinggi, maka kondisi ini dapat menyebabkan kondisi fatty liver atau perlemakan hati.
Fatty liver umumnya dapat diatasi melalui perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Namun, tak menutup kemungkinan apabila penyakit ini akan berkembang semakin parah seiring berjalannya waktu. Berikut tahapannya.
- Diawali dengan peradangan hati yang merusak jaringan di sekitarnya. Kondisi ini dikenal juga sebagai steatohepatitis.
- Selanjutnya, jaringan parut mulai terbentuk pada hati yang rusak. Kondisi ini disebut juga sebagai fibrosis hati.
- Pada tahap akhir, jaringan parut perlahan menggantikan jaringan yang sehat. Kondisi ini dikenal sebagai sirosis hati.
Fatty liver yang telah berkembang menjadi sirosis hati harus ditangani dengan segera. Apabila dibiarkan begitu saja, kondisi ini dapat berkembang menjadi kanker hingga menyebabkan kematian.
Penyebab Fatty Liver
Berdasarkan penyebabnya, fatty liver terbagi menjadi dua jenis, yaitu Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) dan Alcoholic Fatty Liver Disease (AFLD).
Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD)
NAFLD adalah perlemakan hati yang tidak berhubungan dengan konsumsi alkohol. Belum diketahui secara pasti apa penyebab kondisi ini, namun beberapa hal diketahui dapat meningkatkan risiko NAFLD, di antaranya:
- Kadar kolesterol tinggi.
- Mengonsumsi makanan dengan jumlah kalori yang tinggi.
- Kurang nutrisi dan gizi.
Menderita penyakit diabetes dan obesitas.
Alcoholic Fatty Liver Disease (AFLD)
AFLD adalah perlemakan hati yang disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebih. Proses penguraian alkohol oleh hati dapat memproduksi zat yang berisiko merusak sel-sel hati dan meningkatkan peradangan. Sehingga, semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, maka semakin tinggi pula risiko terjadinya kerusakan hati.
AFLD merupakan tahap awal dari penyakit liver yang berkaitan dengan alkohol. Apabila tidak segera ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi hepatitis alkoholik dan sirosis hati.
Gejala Fatty Liver
Fatty liver adalah penyakit yang biasanya muncul tanpa gejala apapun di tahap awal. Namun, seiring berkembangnya penyakit, biasanya penderita akan merasakan beberapa gejala berupa:
- Nyeri perut sebelah kanan atas.
- Penurunan berat badan.
- Pembengkakan (edema) pada kaki dan perut.
- Merasa lemah dan lelah.
- Perut kembung.
- Kehilangan nafsu makan.
- Penyakit kuning, ditandai dengan perubahan warna pada kulit dan putih mata menjadi kuning.
Pengobatan Fatty Liver
Cara mengobati fatty liver biasanya tergantung dari jenis dan penyebabnya. Namun, umumnya dokter akan merekomendasikan pasien melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat sekaligus memberikan obat untuk mengatasi penyebab perlemakan hati. Beberapa pengobatan dan gaya hidup sehat yang disarankan bagi penderita fatty liver adalah:
- Menjaga berat badan ideal atau menurunkan berat badan bagi penderita obesitas.
- Menghentikan kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.
- Mencukupi kebutuhan vitamin E bagi tubuh.
- Mengonsumsi thiazolidinediones pada kondisi tertentu.
- Menjalani prosedur bedah bariatrik atau endoskopi bariatrik bagi penderita fatty liver dengan obesitas morbid.
- Menjalani transplantasi hati bagi pasien yang mengalami gagal hati.
Pencegahan Fatty Liver
Beberapa gaya hidup sehat yang perlu diterapkan sebagai upaya untuk mencegah fatty liver adalah sebagai berikut:
- Membatasi atau menghentikan konsumsi minuman beralkohol.
- Menjaga berat badan ideal.
- Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh, lemak trans, dan karbohidrat olahan.
- Mengontrol gula darah, kadar trigliserida, dan kadar kolesterol.
- Bagi penderita diabetes, ikuti rencana perawatan yang direkomendasikan dokter.
- Olahraga secara rutin, minimal 30 menit setiap hari.
Fatty liver adalah kondisi serius yang dapat memengaruhi kesehatan hati. Namun, perubahan gaya hidup yang sehat, seperti mengadopsi pola makan sehat, berolahraga teratur, dan menghindari konsumsi alkohol berlebihan, dapat mencegah dan mengelola penyakit ini dengan efektif.